Senin , 13 Juni 2011

Febri Astuty: Aktif Berorganisasi Sejak SMA


Aktifnya berorganisasi sejak Sekolah Menengah Atas (SMA),  mengantarkan Titie menjadi corong informasi  pabrikan mobil asal Korea, Hyundai Mobil Indonesia hingga saat ini.

Hal ini terungkap ketika Berita Bengkel (BB) menemui wanita bernama lengkap Febri Astuty ini, di kantornya di Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. 

Bertugas sebagai Corporate Communication PT. Hyundai Mobil Indonesia (HMI) yang terbiasa melayani dan memberikan informasi kepada wartawan, Titie sangat ramah menerima kami.  Kepada BB, Titie pun bercerita banyak tentang keberhasilan Hyundai Indonesia saat ini dan tentang dirinya yang selalu dekat dengan awak media.

Apa yang membuat keberhasilan Hyundai saat ini?

Jika kita flashback 3 tahun lalu, Hyundai memang sempat tidak dilirik oleh konsumen maupun ATPM lain. Namun, berkat inovasi yang terus dilakukan, menjadikan Hyundai seperti saat ini.

Saat ini saja kita terus merealisasikan 3 inovasi yang pernah dicanangkan pada 2010 lalu. Yakni, Product Innovation, Network Innovation dan People Innovation. Dengan inovasi-inovasi ini membuat perubahan pada Hyundai secara drastis.

Produk apa saja yang menjadi andalan HMI?

Saat ini Hyundai mempunyai varian di semua lini. Jadi produk yang kita punya komplit, dari city car, family car hingga SUV. Keenam varian tersebut adalah, Hyundai Grand Avega, Hyundai i10, Hyundai i20, Hyundai Tucson, Hyundai H1, dan Hyundai Sonata.

Apa yang menyebabkan Anda bisa dekat dengan para wartawan?

Yah, itulah fungsi Public Relation maupun Corporate Communication, tak jauh dari informasi dan komunikasi. Jadi tugas kami adalah memberikan informasi dan berkomunikasi tak hanya kepada media, tetapi kepada semua yang membutuhkan informasi. Media bagi HMI adalah partner. Tanpa media, HMI tidak akan berkembang.

Apa yang melatarbelakangi Anda menjadi PR?

Sejak SMA saya memang sudah aktif berorganisasi. Waktu di SMAN 6, saya pernah menjadi satu-satunya murid wanita dari jurusan IPA yang menjadi wakil OSIS. Lulus SMA saya justru melanjutkan ke Perbanas. Karena tekad saya terhadap dunia informasi, sehingga saya memperdalam ilmu komunikasi di Melbourne, Australia.

Saya suka berorganisasi, tapi saya menghindari organisasi politik. Karena saya selalu ingat nasihat Ayah saya, bahwa dunia politik itu kejam. Nasihat itu pula yang akan saya turunkan kepada anak-anak saya.