Selasa , 13 Juli 2010

Aviliani: Berbagi Untuk Negeri


Berkat kerja keras yang dibumbui konsistensi, ia menjadi salah satu dari segelintir perempuan yang berhasil meraih tampuk kepemimpinan. Dengan berbagi untuk negeri ini, ia memperkaya batinnya.

Perempuan pakar di bidang ekonomi terbilang masih bisa dihitung dengan jari. Apalagi yang menjabat posisi tinggi. Salah satunya, Aviliani yang menjadi satu-satunya perempuan di antara 7 dewan Komisaris Ekonomi Independen BRI. Pencapaian Peneliti Senior di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) ini diakuinya tak pernah terbayang dalam benaknya bahkan dalam imajinasi terliarnya sekalipun. Semasa remaja, Avi sapaan akrabnya - hanya terpikir untuk bekerja di bank mengingat kala itu bidang ekonomi memang diburu banyak orang. Dalam menjalani hidup, saya mengalir saja seperti air. Saya tidak ngoyo mengejar suatu target tertentu. Kalau terlalu berambisi justru mudah kecewa bila ternyata gagal. Tapi saya juga tidak pantang menyia-nyiakan kesempatan yang datang, papar dosen Perbanas yang lulusan S1 Ekonomi Manajemen di Universitas Atmajaya dan S2 Ekonomi Politik di Universitas Indonesia ini.

Sasaran Mayoritas

Kendati berada di tengah dominasi kaum pria namun toh tak menyurutkan tekadnya untuk tetap bertahan. Apalagi berkat bergaungnya jargon emansipasi perempuan, menurutnya kaum perempuan kini berani bersikap untuk tidak hanya menjadi ibu rumah tangga namun melengkapinya dengan aktivitas di luar rumah entah dengan berkarier maupun berkegiatan sosial. Apalagi sejak krisis tahun 1998 melanda, menurutnya pula, kaum perempuan justru menjadi tulang punggung keluarga menggantikan kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan. Perempuan cenderung mau bekerja apapun sementara laki-laki belum tentu bersedia. Akibatnya, banyak perempuan yang bekerja di luar rumah untuk membantu suaminya. Bahkan kontribusi perempuan di bidang ekonomi semakin besar. Terbukti sekarang perempuan menjadi mayoritas sasaran pasar dan sasaran kredit dari perbankan, tutur ibu dari seorang putri ini.

Avi berharap kaum perempuan terus mengembangkan kualitas dirinya untuk berkegiatan di luar wilayah domestik. Supaya perempuan lebih mandiri. Bila suatu ketika terjadi apa-apa dengan suaminya, ia masih bisa survive. Selain itu supaya perempuan bisa memposisikan dirinya sejajar sebagai partner suami sehingga meminimalisir terjadinya kasus KDRT yang menjadikan perempuan sebagai korban, saran Avi.

Meskipun disebut-sebut telah meraih suatu kesuksesan namun Avi menegaskan dirinya merasa sukses bila telah melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bermakna bagi orang lain. Berada di posisi terbilang mapan, ia  mengakui harus menyikapi kemapanan hidupnya dari segi sosial. Berlatar pada pengalaman pernah kekurangan dana dan nyaris tak bisa melanjutkan kuliah, kini ia menyantuni sekitar 70 anak yatim. Ia menyatakan, Syukurlah ada orang yang membantu saya supaya bisa sekolah lagi. Nah sebisa mungkin saya pun harus bisa membantu anak-anak lainnya supaya tidak sampai putus sekolah. Dengan konsep berbagi itulah, Avi berupaya menyelamatkan nasib generasi penerus negeri ini.