Minggu , 13 Maret 2011

Yuniadi Hartono: Mengenal Mercy Sejak Kecil


Mercedes-Benz yang turut meramaikan industri otomotif Indonesia sejak 40 tahun silam, rasanya pantas jika kini disebut sebagai leader di kelasnya.

Adalah Yuniadi Hartono, sosok di balik kekuatan brand Mercy, yang turut andil dalam menjaga nama besar Mercy, Saya tidak ikut andil dalam membesarkan Mercy, karena Mercy sudah menjadi leader sejak saya bergabung. Saya hanya menjaga nama Mercy yang sudah besar ini, ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya. Berikut hasil wawancara Berita Bengkel dengan pria penggemar musik dan fotografi ini. 

Apa perkembangan atau produk terbaru dari Mercy?

Kita nggak pernah berhenti launching produk, setiap tahun selalu ada. Seperti tahun lalu kita baru saja meluncurkan mobil dengan gullwing yang fenomenal, yang kita sebut SLS AMG. Dan tahun ini, kita akan meluncurkan beberapa produk baru dan varian dengan engine terbaru. Jadi banyak sekali produk produk dan varian terbaru yang kita luncurkan. Belum lagi kalau kita bicara merek di bawah Mercy, yaitu Smart.

Untuk Smart sendiri, bagaimana awalnya Mercedes-Benz tertarik membawa Smart ke Indonesia?

Kita ingin mengembangkan bisnis kita di Indonesia. Kalau hanya mengandalkan merek Mercedes-Benz saja, volume nya tidak akan bertambah. Jadi kita perlu produk yang agak ke bawah tapi tetap premium, makanya kita masukan Smart. Jadi bisa dikatakan ini murni strategi bisnis kita, bahwa kita ingin mendapatkan volume besar dan memang tidak mungkin menggunakan produk Mercedes-Benz, karena Mercedes-Benz sendiri yang paling murah saja di harga 400 juta lebih. Sedangkan untuk harga di kisaran 200 juta, ada Smart. Dan sekarang orang cenderung mencari mobil yang kecil, kita manfaatkan itu karena kita juga tidak ingin kehilangan momentum.

Apa yang membuat merek Mercedes-Benz bisa menjadi leader di kelasnya?

Dari sejarahnya, pertama kali beroperasi di Indonesia pada tahun 1970. Itu sejarah yang sangat penting bagi kita, dan selama itu pula kita sudah mencetak banyak tenaga mekanik yang tersebar di seluruh Indonesia. Itu juga yang turut mewarnai posisi pasar kita di Indonesia, apalagi kecenderungan orang Indonesia membeli mobil adalah, mencari perawatan dan spare part yang mudah dan melihat kondisi re-sell value-nya. Nah berkat sejarah yang panjang dan pengalaman yang sudah puluhan tahun itu, posisi kita menjadi kuat di kelasnya.

Mengapa Anda bisa sangat loyal di Mercedes-Benz sejak pertama berkarier hingga saat ini?

Saya bekerja di Mercedes-Benz sejak pertama kali berkarier, tepatnya tahun 1992, saat baru lulus kuliah dari Jerman, dan sangat loyal hingga saat ini. Itu karena brand Mercy sendiri sudah saya kenal sejak saya kecil. Ayah saya yang dulu seorang diplomat, sudah menggunakan Mercy ketika bekerja di luar negeri. Brand Mercy yang sudah tertanam di jiwa saya sedari kecil, terbawa terus hingga saya besar. Bisa dikatakan, latar belakang ayah saya turut membentuk saya untuk mencintai satu brand yang akhirnya menjadi bagian dari sejarah hidup saya juga.