Rabu , 13 Juni 2012

Supriyatno: Jadikan Semua Ini Sebagai Amanah


Karirnya di PT. Astra International Tbk, cukup lama. Pengalamannya mulai dari mekanik junior yang pernah merasakan menggotong-gotong gardan truk hingga duduk di belakang meja saat ini. 

Pria kelahiran Kebumen, 15 Juli 1963 saat ini menjabat sebagai After Sales Dept. Head di PT. Astra International Tbk, Authorized BMW Dealer.

Disela-sela kesibukannya di bilangan Sunter, Jakarta Utara, suami dari Listianawati  serta ayah dari Agung Budiono dan Agitha Syahana ini membeberkan semua pengalamannya kepada Berita Bengkel. 

Apa yang menjembatani antara Astra dan  BMW Indonesia?

Sebagai Authorized BMW Dealer, PT. Astra International, Tbk mesti mengikuti semua regulasi dari BMW Indonesia. Semua sistem pun sudah online dengan BMW Jerman. 

Contoh, jika ada klaim mobil BMW pada kami namun datanya tidak sesuai dengan BMW Jerman, maka mobil tersebut akan di-reject.

BMW hingga saat ini masih memberikan warranty 2 tahun. Dimana, BMW mengacu pada warranty internasional. Meski membeli dari importir umum, selama hak warrantynya ada maka akan kami layani.

Kapan Anda memulai karir di Astra?

Saya mulai bergabung di Astra sejak tahun 1984, dengan start awal sebagai mekanik di Daihatsu. Tahun 1985, Daihatsu yang bermarkas di Cilandak ini terus berkembang. Pada saat itu namanya Multi Brand, yang membawahi Renault, Peugeot, Fiat dan Nissan Diesel. 

Bahkan, saat itu saya sempat ngolong untuk memperbaiki Nissan truk karena mesinnya masih konvensional. Tahun 1987, saya terakhir di Cilandak, karna saat itu disana sedang fokus dengan Peugeot. Posisi saya saat itu sebagai Kepala Regu di Daihatsu Cilandak.

Usai di Daihatsu, tahun itu juga saya dipindah ke BMW masih sebagai mekanik. Di BMW, jenjang karir saya naik secara bertahap. Dari mekanik, Kepala Regu, lalu  Advice Advisor hingga ke Supervisor.

Bagaimana Astra di mata Anda?

Jujur, saya sangat berterima kasih Astra. Dan saya sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan meski saya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Saya nggak pernah mimpi bisa diberikan kesempatan ini. Bagi saya semua ini adalah amanah yang harus dipegang dan dijalani.

Kesempatan dari Astra kepada karyawannya, tak diberikan secara cuma-cuma. Mereka harus assignment dan melewati ujian untuk jenjang karir.  

Bagaimana cara Anda merangkul bawahan?

Sebenarnya saya belum siap jadi pimpinan, tapi saya mau belajar meskipun secara otodidak. Pengalaman itulah yang selalu saya terapkan kepada anak buah saya.   

Kita juga mesti membina dan mendorong mereka agar tumbuh dan berkembang. Jangan pernah berpikir, jika kita mengajarkan anak buah, mereka akan lebih pintar dari kita. Justru, mereka akan membantu dan mempermudah kerja kita.

Bagaimana Anda mengatur waktu untuk keluarga?

Setiap hari saya memang berkutat dengan pekerjaan. Namun saya tidak boleh egois dan tetap memberikan waktu untuk keluarga. Hari Minggu adalah waktu khusus untuk keluarga di rumah.