Jumat , 21 Juli 2017

Pegiat Kanal Youtube Otomotif Asal Indonesia


Semakin berkembangnya dunia teknologi dimanfaatkan oleh para pencinta otomotif. Banyak di antara mereka yang mulai merambah dunia digital. Platform media sosial berbasis video seperti YouTube semakin memudahkan interaksi antara media maupun penggiat otomotif dengan penggemarnya. Berikut ini adalah beberapa nama beken di dunia media otomotif yang sering menyapa kita lewat saluran YouTube-nya.

OtoDriver
Pertama mengudara pada 23 April 2015, kanal OtoDriver didedikasikan untuk pecinta otomotif di Indonesia. Kanal media yang dipimpin pembalap nasional Fitra Eri ini hadir khusus untuk memberikan informasi bagi konsumen yang masih memilih kendaraan mana yang paling tepat untuk dimiliki.

“Ide awalnya simpel, kami ingin menyajikan konten otomotif paling kredibel di Indonesia dalam platform yang paling mudah dicerna viewer kami,” kata pembalap yang malang melintang di kompetisi nasional ini.

Dengan gaya penyampaian yang easygoing namun tetap ‘berisi’, OtoDriver hadir sebagai referensi yang kredibel. Para presenter yang sudah kenyang pengalaman adalah kunci utama mereka menjaga kredibilitas. Mereka mengklaim bahwa para presenter sudah mengulas lebih dari seribu mobil dalam kariernya. Pengalaman tersebut menjadi jaminan bahwa penilaian mereka akurat dan penting disimak oleh para pecinta otomotif tanah air.

Satu yang selalu OtoDriver jaga adalah independensi dalam menyajikan konten mereka. Seluruh ulasan yang mereka buat benar-benar murni penilaian profesional serta bebas dari kepentingan bisnis pabrikan mobil bersangkutan. Oleh karena itu, kelebihan dan kelemahan mobil yang diulas pun dapat disajikan secara objektif.

Hingga saat ini, kanal OtoDriver sudah menyiarkan puluhan video dengan total penonton mencapai 11,2 juta penonton lebih. Kepopuleran mereka telah menggaet lebih dari 80,000 pelanggan setia. “Tak boleh ada satu konten pun di OtoDriver yang tidak berguna bagi viewer kami. Ulasan dan konten yang jujur serta disajikan menarik merupakan resep kami dalam meraih kepercayaan dan loyalitas viewer kami,” kata Fitra Eri.

MotoMobi
Jika Anda menonton ulasan otomotif yang dibawakan oleh presenter yang setia memakai helm dan masker, bisa jadi Anda menonton salah satu konten dari MotoMobi. Usut punya usut, karakter yang khas tersebut sebenarnya tercipta dengan tidak sengaja.

“Pakai masker itu karena kebetulan dan jadi keterusan, kalau persoalan karakter itu kita apa adanya. Justru penonton banyak yang tidak mau muka kita dibuka, walaupun pada penasaran,” kata Tim MotoMobi ketika diwawancarai via email.

MotoMobi sendiri adalah kanal khusus untuk mengulas produk otomotif atau kendaraan beroda dua dan empat yang dipasarkan di Indonesia. Mereka bukanlah para oleh profesional, melainkan penggila otomotif yang ingin berbagi informasi.

“Kami terinspirasi dari TopGear, mereka bisa memberikan informasi sekaligus entertainment,” kata Tim MotoMobi, menyinggung salah satu program otomotif terkenal asal Inggris yang dipandu oleh Jeremy Clarkson tersebut.

Meski baru berjalan dua tahun, Tim MotoMobi tergolong aktif dalam memproduksi konten. Hingga saat ini, mereka sudah memproduksi 90-an video. Mereka pun sudah mendapatkan lebih dari 150,000 subscribers dan total view nyaris 17 juta kali ditonton. Mengenai hal ini, Tim MotoMobi mengatakan kualitas konten adalah yang utama. “Sinematografi dan lain sebagainya bukan hal paling penting,” kata mereka.

Kesuksesan MotoMobi yang fokus memproduksi video melalui kanal YouTube turut menginspirasi munculnya banyak YouTuber otomotif. Melihat hal itu, Tim MotoMobi pun memberikan saran agar mampu bertahan dan konsisten membuat konten. “Harus direncanakan pembuatan kontennya. Pengambilan gambarnya tidak harus pakai kamera bagus yang penting cahaya cukup dan tidak boleh membosankan videonya,” kata mereka.

AutonetMagz
Buka YouTube dan ketik salah satu merek mobil terkenal di Indonesia di kolom pencarian. Tambahkan kata ‘review’ di depannya, maka besar kemungkinan Anda akan menemukan video ulasan dari tim AutonetMagz di jajaran hasil paling atas.

Nama AutonetMagz memang sudah akrabdengan telinga pecinta otomotif tanah air. Bukan hanya bagi para petrol head, AutonetMagz pun dikenal oleh mereka yang mencari informasi tentang mobil maupun motor terbaru yang hadir di tanah air.

Dengan total subscriber yang mencapai lebih dari 150,000 orang dan jumlah penonton total mencapai lebih dari 35 juta kali, AutonetMagz menjadi salah satu kanal otomotif terbesar di Indonesia. Hal itu tak heran karena konten yang mereka buat pun sudah mencapai 164 video.

Menariknya, kehadiran AutonetMagz sebenarnya dimulai dari keresahan Ridwan Hanif, sang pemimpin redaksi, yang tidak melihat ada konten otomotif dalam negeri yang menarik ditonton. Oleh karena itu, sejak tahun 2013, Ridwan beserta kawankawan mulai memproduksi video danmempublikasikannya di YouTube.

“Kita benar-benar mulai dari nol, tanpa relasi dari ATPM, enggak ada kemampuan video editing atau presenting di depan kamera. Semuanya belajar sendiri dari internet dan kita terus memperbaiki diri sampai akhirnya bisa seperti sekarang. Enggak ada kiat khusu  kita cuma konsisten dan terus belajar,” kata Ridwan.

Tiga tahun berjalan, AutonetMagz menjadi terobosan bagi dunia media otomotif Indonesia dengan menyajikan hasil paparan berita apa adanya. Mereka mengulas kendaraan tanpa menutup-nutupi kekurangan serta berani memberikan analisis, saran serta pandangan terhadap produk atau situasi pasar otomotif nasional. “Namanya juga review ya harus kritis dan blak-blakan. Kalau enggak gitu namanya konten deskripsi
atau advertorial dong,” kata Ridwan sembari tertawa.

Sejak munculnya AutonetMagz, mulai bermunculan content creator baru di bidang otomotif. Menanggapi hal ini, Ridwan mengaku tidak khawatir. “Justru makin seneng banyak yang mau review secara objektif, humble dan makin banyak video otomotif di youtube. Jadi kita enggak merasa sendirian dan orang punya banyak preferensi enggak cuma AutonetMagz doang,” kata Ridwan. “Malahan kita suka ajak mereka buat kolaborasi biar subscriber-nya makin banyak, kita enggak pelit ilmu sama yang lain,” kata Ridwan, menutup wawancara.