Jumat , 13 Agustus 2010

Dewi Sandra Killick: Hanya Tiga Tahun


Pelantun tembang-tembang R&B kelahiran Brazil 3 April 1980 ini ternyata adalah seorang yang sangat menaruh atensi besar pada lingkungan sekitar. Keprihatinannya pada masalah penataan kota dan lalu lintas nampak jelas pada tutur katanya.  

Melihat kekacauan lalu lintas kota Jakarta yang makin menjadi dan diperparah banjir yang melanda belakangan ini. Dewi menjadi salah satu warga yang prihatin dan sangat gemas untuk angkat bicara kondisi ini. Bicara tentang traffic, analoginya sama seperti lemari yang bajunya sudah terlalu penuh. Kalau sudah begini berarti baju yang didalam sudah harus dikeluarkan, entah itu dibuang, di-recycle atau dimanfaatkan untuk keperluan lain, tuturnya.

Jakarta sudah terlalu banyak mobil, saat ini sekarang semua orang bisa memiliki mobil dengan cara yang mudah. Maka tak heran bila satu rumah bisa punya lebih dari satu mobil. tambahnya.

Untuk Jakarta sendiri,Dewi sangat setuju oleh langkah yang dilakukan Sutiyoso, mantan gubernur dengan pembangunan busway, namun ma--sa--lahnya, fasilitas busway ini dijaga atau tidak? Dikembangkan atau tidak?, tukas blasteran Inggris ini.

Konsep monorail yang telah menjadi wacana angkutan umum Jakarta juga disambut baik Dewi. Tapi lagi-lagi proyek ini terbengkalai, dan cuma baru terlihat tiang-tiangnya saja.Padahal terus terang, bila angkutan umum di Jakarta ini tertata baik, saya justru memilih untuk tak naik mobil, tuturnya.

Menurutnya, semua ini berawal dari masalah manajemen dan penegakkan peraturan. Bila negara ini tak dimanage dengan baik, maka unsur-unsur di bawahnya juga akan ikut kacau, kemacetan juga menjadi salah satu patokannya. Coba saja bila perdiksi tahun 2014 Jakarta akan stuck karena jumlah kendaraan, maka tak ada seorangpun yang bisa datang ke suatu tempat secara tepat waktu, dan suatu hari nanti akhirnya mereka mulai berfikir, oh iya ya, kita memang butuh alat transportasi umum seperti monorail, kereta bawah tanah dan sebagainya. Hal ini sebenarnya akan menjadi simpel bila dimulai dari sekarang. harap Dewi. 

Sekadar Alat Transportasi

Seperti penuturannya di atas, Dewi memang tak terlalu ambil peduli dengan mobil. Karena saya perempuan, saya tak terlalu fanatic dengan mobil, bagi saya, mobil hanya sebagai alat transportasi untuk mengantar saya dari suatu tempat ke tempat lain. Yang penting AC-nya dingin dan ada tape. kata pemilik moto hidup Life is a journey, be smart, be safe, be wise ini.

Karena hanya menjalankan fungsi sebagai alat transportasi saja, merek mobil menjadi tak begitu penting buat Dewi, Saya tak harus punya Alphard, dan saya tak peduli dengan standar tertentu bila sudah dianggap selebritis harus punya mobil mewah. Yang penting mobil ini saya beli cash alias tak kredit, tukas penyanyi yang sudah melansir lima album ini.

Walau ia tak begitu menyelami dunia permobilan, namun urusan maintenance mobil sangat ia per-hatikan. Sebab ia memang me-ngemudikan mobilnya sendiri tan-pa bantuan sopir. Jadi urusan bengkel dan servis ia taat sekali. Untuk urusan servis dan ganti oli, ini adalah hal yang simpel dan matematikanya sudah ada, kalau sudah waktunya ganti oli ya saya ganti. Dan saya pasti menjual mobil ini setelah masuk usia tiga tahun pakai. Sebab saya tak mau disusahkan dengan bermacam kerusakan yang sering terjadi di mobil-mobil yang berusia lebih dari tiga tahun. ujar pemilih tipe city car lantaran dianggap environmental friendly dan lebih efisien ini.