Senin , 1 Desember 2014

Audy The Khe Po: Disiplin, Integritas dan Memiliki Visi


Asco Automotive adalah jaringan dealer resmi dan bengkel resmi untuk beberapa merek otomotif terkemuka di Indonesia, yaitu Daihatsu, Isuzu, Peugeot, dan UD Trucks. Saat ini, Asco Automotive memiliki 18 dealer yang berlokasi di Jabodetabek, Jawa Barat, serta daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Selain itu, Asco Automotive juga memiliki bisnis pendukung, seperti bengkel body & repaint dengan fasilitas dan teknologi yang mutakhir.

Asco Automotive berdiri pada tahun 1989 dengan nama Adira Mobil. Pada tahun 2004 Adira Mobil mengubah namanya menjadi Asco Automotive seiring perubahan visi, misi, dan budaya perusahaan. Dan salah seorang yang berperan kunci dalam proses transisi dan perkembangan Asco Automotive sejak saat itu hingga kini adalah Audy The Khe Po, Managing Director Asco Automotive.

Audy sapaan akrabnya memulai kariernya pada 1991 di perusahaan pembiayaan Astra Credit Company (ACC). Lebih dari satu dekade berkarier di ACC, ia kemudian bergabung dengan Asco Automotive pada 2005. Tantangan terberatnya ketika itu adalah menghadapi kondisi perekonomian Indonesia paska kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mempengaruhi pasar otomotif nasional di tahun 2006.

Walaupun latar belakang kariernya berasal dari perusahaan pembiayaan, dan bukan dari perusahaan penjualan mobil, namun Audy telah berhasil membawa Asco Automotive melewati masa krisis dan menjelma menjadi jaringan dealer dan bengkel yang cukup disegani di Indonesia. Ini semua berhasil ia lakukan karena prinsip hidupnya yang sangat menghargai kedisiplinan, integritas, dan berani mengambil sikap.

Pada 2006, angka total penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Jika di tahun 2005 total penjualan mobil menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Indonesia) mencapai 533,9 ribu unit, maka di tahun 2006 total penjualan mobil di Indonesia hanya mencapai 318.900 unit. Menghadapi kondisi yang berat tersebut, selain membenahi sistem organisasi internal perusahaan, Audy juga memperbaiki pondasi utama perusahaan.

Di industri ini, produk yang kita jual adalah produk dari ATPM (agen tunggal pemegang merek). Untuk itu, jasa menjadi pondasi penting untuk menarik konsumen, ujarnya. Menurutnya, jasa sangat erat hubungannya dengan kepuasan pelanggan. Itulah sebabnya sejak saat itu, visi dan misi perusahaan mengarah kepada kepuasan pelanggan, lanjut Audy.

Kebijakannya itu membuat Asco Automotive mendapatkan peringkat teratas Daihatsu Customer Satisfaction Kaizen Contest 2007.

Pada tahun-tahun berikutnya, Asco Automotive juga mendapatkan penghargaan Daihatsu Best Performer Service National 2008, dan Daihatsu Best Integrated CS Kaizen 2011. Bahkan, lembaga survey internasional, JD Power Asia-Pacific, memberikan penghargaan kepada Asco Daihatsu atas kontribusinya dalam pencapaian 2012 Indonesia Sales Satisfaction Index (SSI).

Tak cuma dari Daihatsu, Asco Automotive juga selalu mendapatkan penghargaan setiap tahun dalam beberapa kategori baik dari Daihatsu, Isuzu, Peugeot, dan UD Trucks. Asco Automotive terpilih sebagai juara Isuzu Best After Sales Service 2010, dan Isuzu Best Customer Satisfaction 2011.

Komitmen Asco Automotive dalam memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan salah satunya dengan keanggotaan eksklusif Asco VIP. Beberapa manfaat Asco VIP antara lain layanan darurat 24 jam, diskon jasa service, diskon aksesoris, dan aneka mitra diskon mulai dari restoran, hotel, dan tempat rekreasi.

Asco Automotive juga memberikan pendidikan dan pelatihan terbaik kepada mekaniknya. Hasilnya, para mekanik Asco Automotive berhasil beberapa kali mendapatkan predikat juara ke-1 dalam beberapa kompetisi mekanik, baik yang digelar oleh Peugeot, Isuzu, Daihatsu, dan UD Trucks, termasuk juara 1 Grand Prix Isuzu World Technical Competition tahun 2013 lalu.

Menurut penyandang gelar akademik ganda, yakni Sarjana Teknik Sipil Universitas Trisakti dan Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia ini, sumber daya manusia sangat menentukan kesuksesan suatu perusahaan. Itu sebabnya, bagi pria yang hobi mengendarai moge ini, membangun perusahaan harus dimulai dengan membangun sumber daya manusia yang baik. Kita harus bisa membina karyawan agar tidak hanya memiliki kompetensi, namun juga memiliki budaya kerja yang positif, sebutnya.

Pria pemilik gelar Magister Manajemen dari Universitas Indonesia ini bercerita mengenai kisah tentang tiga orang tukang bangunan. Suatu ketika tiga orang tukang bangunan yang sedang bekerja ditanya sedang apa. Seorang menjawab bahwa ia sedang menyusun batu bata. Seorang lagi menjawab bahwa ia sedang mendirikan tembok. Dan yang terakhir menjawab bahwa ia sedang membangun sebuah rumah yang besar.

Intinya, seseorang tidak cukup mempunyai kemampuan dan berintegritas saja, tetapi juga harus memiliki visi yang besar, tutup Audy.