Jumat , 9 Desember 2016

7Gear: Cafe Ala Bikers Shop


Motor diparkir di depan gerai dan resto ini. Ah, enaknya menyeruput kopi hitam dulu plus minuman segar khas sang resto. Sementara jalan raya sesak dipenuhi kendaraan yang berebutan ingin duluan tiba di tujuan.
Perkenalan dengan owner gerai 7Gear pun berlangsung asyik. Maklum, Kang Adet, demikian dia disapa, adalah bikers sejati. Tentu paham dong bagaimana pergaulan seorang bikers. Obrolan tentang 7Gear pun mengalir santai bersama pria ramah asli Bandung ini. “7Gear lahir karena terbatasnya fashion bikers saat itu di Indonesia,” buka Kang Adet. Adet penunggang Honda Tiger dan Suzuki Thunder zaman itu, memang demen dengan touring. Sayang, untuk memenuhi kebutuhan touring itu lumayan susah di awal tahun 2000. Jumlahnya terbatas, dan rata-rata produk import yang harganya tinggi. Dia ingat, membeli sepatu touring brand asing harganya mencapai Rp 2 jutaan. “Jika pun ada, jumlahnya terbatas,” jelas Adet yang member dari HTML, Bandung Thunder Club (BTC) hingga kini ION (Inazuma) serta club di Bandung dengan nama Tilis Kitip.
Akhirnya ide pun muncul. Tahun 2007, di sela-sela kesibukannya sebagai karyawan di sebuah perusahaan Asuransi Nasional, Adet membuat jaket dan kaos sendiri di Bandung. Hebat, hasil karyanya diminati oleh rekan bikers. Harga pun dipatok, ternyata jauh di bawah harga brand lainnya di pasar, sementara kualitas boleh diadu. Karya Adet pun banyak dipesan kalangan komunitas motor. Ketika itu dia mendesain sendiri dan konveksi sendiri. Workshop-nya pun masih di rumah sendiri di wilayah Kopo, Bandung. Seiring berjalannya waktu, permintaan terus meningkat. Dulu dia mengerjakan pesanan hanya dengan satu mesin, sekarang mencapai 50-an mesin. Dari hanya sendiri, dia merekrut pegawai. Dari hanya sampingan, setelah setahun bergelut dengan 7Gear dia pun meninggalkan pekerjaannya.
Tahun 2009, Adet dengan brand 7Gear-nya fokus di produk tank bag, side bag dan tail bag. Setahun kemudian merambah sepatu. Bakatnya meracik sepatu juga turun dari sang kakek yang perajin sepatu. Kini, produksinya bertambah hingga jaket dan celana. Hingga saat ini, 7Gear selalu kewalahan penuhi pesanan meski mengembangkan workshop dengan pihak kedua dilakukan di sekitar Bandung. Kata Adet, kebutuhan apparel sangat tinggi. Pihaknya akhirnya membatasi konsumsi luar dan hanya memenuhi pesanan gerai 7Gear. Meski telah melakukan produksi sejak 2009, Adet baru membuka toko tahun 2012 di Pungkur Bandung yang terkenal sebagai lokasi aksesoris sepeda motor. Sebelumnya jualan 7Gear dari mulut ke mulut dan media online serta reseller.